Bidang Usaha: riset ilmiah, sains, inovasi, dan teknologi
Dikenal sebagai: Lembaga negara yang melaksanakan penelitian ilmiah, mengembangkan sains dan teknologi, serta mencari solusi dan inovasi yang bermanfaat bagi negara dan rakyatnya.
Jumlah Karyawan: sekitar 5.000 karyawan.
Keunggulan Perusahaan: Status ASN menjamin kesejahteraan. Ada sejuta kesempatan untuk menambah ilmu, termasuk untuk melanjutkan kuliah. Dari segi ritme kerja, lembaga ini tergolong cukup santai dan fleksibel.
Pada awalnya, lembaga ini berdiri dengan nama MIPI atau Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia pada tahun 1956. Tugasnya adalah mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta membimbing pemerintah dalam mengambil kebijakan yang berkaitan. Lembaga ini kemudian mengalami berbagai perubahan struktural dan organisasional hingga akhirnya resmi menjadi LIPI atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada 1967.
Bidang ilmu yang dicakup oleh LIPI sangat luas. Secara umum, semua terbagi menjadi 8 bidang sebagai berikut:
Keanekaragaman Hayati dan Kelestarian Lingkungan
Pada tahun 2021, Presiden mengeluarkan keputusan besar yang menjadi akhir bagi LIPI. Lembaga ini akan digabung dengan BATAN, LAPAN, dan BPPT menjadi BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Proses integrasi akan dilakukan bertahap dengan ekspektasi rampung pada 2022 mendatang.
Karena didominasi oleh ilmuwan, budaya di kantor LIPI penuh dengan diskusi yang kritis dan cerdas, namun tetap saling menghargai. Bahkan, pegawai non-ilmuwan pun memiliki motivasi yang besar untuk memperkaya pengetahuan dan kompetensi diri.
Secara umum, instansi ini terkenal sebagai instansi pemerintahan paling santai dan fleksibel. Meski demikian, sebagian besar dari mereka memiliki integritas yang sangat tinggi dan sangat minim tergoda intrik politik.
Kantor LIPI pernah mengalami sedikit kisruh ketika pemerintah menerbitkan aturan untuk mengganti semua tenaga honorer menjadi tenaga outsourcing. Langkah ini dinilai bertentangan dengan Visi dan Misi LIPI yang ingin berguna bagi masyarakat secara luas, mengingat banyaknya pegawai honorer yang akan kehilangan pendapatan mereka.
Pernah juga terjadi para ilmuwan merasa tersinggung dengan keluhan Presiden yang menyatakan bahwa anggaran riset senilai Rp. 37 triliun tidak membuahkan hasil sesuai harapan. Padahal, menurut para pegawai LIPI, anggaran tersebut tergolong kecil untuk dapat menyelesaikan riset yang diperlukan. Apalagi, banyak instansi dan lembaga pemerintahan lain yang mendapat anggaran jauh di atas itu.
Kontroversi mengenai LIPI terbesar terjadi baru-baru ini di 2021 ketika Presiden memutuskan untuk melebur LIPI, BATAN, BPPT, dan LAPAN menjadi satu dan menamainya BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Keputusan ini diharapkan dapat memudahkan antar ilmuwan untuk berintegrasi.
Akan tetapi, banyak pihak yang menentangnya atas dasar berbagai kekhawatiran. Beberapa contohnya adalah kisruh di status mutasi pegawai, terpecahnya unit-unit penelitian, birokrasi yang semakin rumit, serta makin terbatasnya anggaran. Resikonya, keputusan ini justru akan menyebabkan stagnasi dalam proses kemajuan sains dan teknologi dalam negeri.
Karena bersifat sebagai lembaga nasional, LIPI tidak memiliki kompetitor. Meski ada berbagai lembaga riset swasta lain di Indonesia, para ilmuwan umumnya tidak menganggap satu sama lain sebagai kompetitor. Sebaliknya, mereka sering berkolaborasi untuk mencari solusi ilmiah bersama.
Peran LIPI dalam kehidupan sosial sudah tidak perlu diragukan lagi karena memang itulah salah satu tujuan didirikannya lembaga ini. Selain memberi bimbingan pada siswa SMK dan mahasiswa, LIPI juga kerap memberi masukan ilmiah kepada pemerintah sebagai bahan pertimbangan mengambil keputusan.
LIPI juga kerap mengadakan event bermanfaat yang bisa diikuti masyarakat, misalnya adalah seminar, webinar, pelatihan, dan sosialisasi. Menghadapi covid19, LIPI juga melaksanakan berbagai riset untuk membantu Indonesia keluar dari pandemi. Adapun riset tersebut meliputi genome sequencing, pembuatan testing kit yang efisien, dan sebagainya. LIPI juga sedang berusaha menciptakan vaksin sendiri, meskipun prosesnya masih jauh dari selesai.
LIPI merupakan tempat yang tepat untuk mengabdi kepada masyarakat menggunakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ilmu sosial. Suasana kerja yang santai namun penuh dedikasi menghilangkan resiko stress dan memberi lebih banyak kesempatan untuk terus mengembangkan kompetensi.
Take-home-pay PNS di LIPI cukup menarik untuk dipertimbangkan, terutama setelah adanya kenaikan tunjangan kinerja yang ditetapkan pada 2019 silam. Seperti halnya PNS lain, pegawai LIPI berhak atas berbagai jenis remunerasi sebagai berikut:
Rata-rata, fresh graduate S1 yang masuk LIPI akan menempati golongan 3A dan kelas jabatan 7. Pada level ini, angka remunerasi yang diterimanya secara bersih adalah sekitar Rp. 8.000.000,00.
Sebagai instansi pemerintahan, rekrutmen untuk menjadi pegawai tetap dilakukan melalui program CPNS. Jenjang yang tersedia sangat beragam, mulai dari lulusan SMA/SMK hingga S3. Peserta yang lolos akan mendapat status ASN berikut dengan benefitnya.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menawarkan program magang bagi siswa SMK maupun mahasiswa S1 hingga S3. Selain itu, tersedia juga program bimbingan Tugas Akhir bagi para mahasiswa..
Bagi para ilmuwan, kesempatan mengembangkan skill sangat besar karena pergaulan antar sesama intelektual, kesempatan riset, hingga peluang untuk melanjutkan kuliah baik di dalam maupun luar negeri. Hanya saja, bagi sebagian orang, fasilitas yang ada masih kurang memadai akibat minimnya anggaran negara.
Secara kesejahteraan, status ASN tentu sangat menarik untuk dipertimbangkan. Kenaikan pangkat dan golongan pun sudah terstruktur. Sementara bagi pekerja tidak tetap, kemungkinan untuk diangkat menjadi ASN sangatlah minim jika tidak mengikuti seleksi CPNS nasional sendiri.